Kementan Beri Perhatian Serius pada Industri Susu Pascawabah PMK

0
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Suganda saat meninjau fasilitas Milk Collection Center (MCC) yang merupakan hasil kemitraan PT. Frisian Flag Indonesia (FFI) dengan Koperasi SAE Pujon, Selasa (10/12).

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan perhatian serius pada industri persusuan nasional menyusul dampak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada 2022.

Direktur Jenderal Dirjen PKH, Kementan, Agung Suganda menyebutkan bahwa wabah PMK telah menurunkan populasi sapi perah lebih dari 10 persen dan menekan produktivitas hingga 30–40 persen.

“Dampaknya luar biasa bagi persusuan nasional,” ujar Agung saat meninjau fasilitas Milk Collection Center (MCC) yang merupakan hasil kemitraan PT. Frisian Flag Indonesia (FFI) dengan Koperasi SAE Pujon, Selasa (10/12).

Agung berharap sektor industri persusuan segera pulih untuk memenuhi kebutuhan susu nasional yang terus meningkat. Saat ini, konsumsi susu Indonesia baru mencapai 16 liter per kapita per tahun, jauh di bawah Vietnam yang telah mencapai 26 liter per kapita.

“Kami ingin susu masuk dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo, agar masyarakat lebih teredukasi dan gizi anak-anak Indonesia terpenuhi,” ujar Agung.

Agung menambahkan, Kementan menargetkan penambahan populasi sapi perah sebanyak satu juta ekor hingga 2029. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor susu, yang saat ini mencapai 80 persen dari kebutuhan nasional.

“Pada 2025, target kami adalah mendatangkan 200 ribu ekor sapi perah. Saat ini, sudah ada komitmen investor yang akan mendatangkan 185 ribu ekor sapi tahun 2025. Artinya, kita hanya butuh 15 ribu ekor lagi untuk mencapai target tahun depan,” jelas Agung.

Agung berharap Industri Pengolahan Susu (IPS) juga ikut berperan dalam mendukung peningkatan populasi sapi perah nasional. Dia mengatakan, Kementan akan menyiapkan regulasi yang diperlukan.

“Seluruh IPS kami minta komitmennya mendukung pemerintah meningkatkan populasi sapi perah. Pemerintah tidak memaksa, hanya kita meminta industri ikut memperhatikan nasib rakyat,” ujar Agung

Agung mengungkapkan, pemerintah sedang menyusun Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Produksi Susu Nasional. Regulasi ini akan menjadi pijakan untuk memastikan penyerapan susu segar dari peternak dan menekan impor bahan baku susu.

Langkah-langkah strategis juga dilakukan melalui pengusulan 30 lokasi menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN).

“Dengan status PSN, biaya sewa lahan akan lebih murah, ditambah dengan dukungan infrastruktur dan logistik. Ini termasuk dalam RPJMN 2025-2029 yang akan memperkuat ekosistem persusuan kita,” papar dia.

Agung turut mengapresiasi langkah PT Frisian Flag Indonesia (FFI) bersama Koperasi SAE Pujon yang membangun fasilitas Milk Collection Center (MCC).

“Fasilitas ini menjawab keraguan terkait kualitas susu dari peternak, sehingga semakin mudah diterima oleh industri,” kata Agung.

Kemitraan ini menjadi bukti nyata bagaimana koperasi dan perusahaan swasta dapat berkolaborasi untuk memperkuat sektor peternakan.

“Ini contoh yang bisa diterapkan di daerah lain. Pemerintah tidak memaksa, tetapi kami meminta semua pihak di industri susu untuk memperhatikan nasib peternak,” tegasnya.

Dengan berbagai langkah strategis ini, Agung optimistis industri persusuan nasional dapat kembali bangkit dan berkembang.

“Semoga ini menjadi penggerak dan pendorong bagi seluruh sektor untuk memperkuat persusuan Indonesia, sehingga lebih mandiri, berkualitas, dan memberikan kesejahteraan bagi peternak,” tutup Agung.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini