Kawasan Food Estate Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah mulai masuk masa panen raya padi. Beberapa lokasi, panen padi mulai dari Februari hingga pertengahan Maret 2024.
Dinas Pertanian Pulang Pisau, Godfriedson menyebut, panen raya ada di lima kecamatan yang baru dipanen sekitar 20 persen dari 7.164 hektare.
“Yang sudah panen ada sekitar 199 hektare. Jadi masih ada 6.976 ha yang diperkirakan panen pada pertengahan Maret sampai awal April secara bertahap dengan rata-rata hasil 5,5 ton GKP/ per hektare,” kata Gofriedson, dikutip dari siaran pers Kementan, Minggu (25/2).
Di Desa Sebangau Mulya misalnya, saat ini sudah memanen 50 hektare dari 60 hektare yang ditanam. Sedangkan di Desa Tahai Baru, sedang memanen 25 ha dari 730 yang ditanam.
“Saat ini total ada 9 desa yang sedang melakukan panen dari lima Kecamatan. Produktivitas juga macam-macam, mulai dari 2-5 ton per hektare,” ungkap Gofriedson.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalimantan Tengah, Sunarti mengatakan, Pulang Pisau merupakan salah satu penyuplai terbesar untuk hasil beras di wilayah Kalimantan Tengagh.
“Dengan adanya panen padi ini kita mengharapkan hasil panen yang didapatkan bisa untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Kabupaten Pulang Pisau khususnya dan Kalimantan Tenga umumnya,” ujar Sunarti.
Untuk bantuan, Sunarti mengatakan akan menjadi perhatian oleh Pemerintah Provinsi, khususnya pupuk dan alat mesin pertanian (alsintan), dan irigasi.
“Untuk pemberian bantuan, selain adanya bantuan dari pemerintah pusat, kami juga dari Pemprov Kalteng akan membantu melalui para petani kita melalui APBD sehingga proses usaha tani berjalan baik,” imbuh dia.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman terus mendorong daerah-daerah di Indonesia mengawal jalannya panen raya tahun ini untuk memperkuat posisi pangan bangsa hingga beberapa bulan ke depan.
“Dalam mengawal peningkatan produksi pangan dalam negeri, Kementerian Pertanian terus memberikan pendampingan dan bantuan kepada petan Pulang Pisau,” ujar Mentan Amran.
Selain itu, tak ketinggal Mentan Amran terus mengingatkan petani untuk mengasuransikan sawahnya melalu Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Pasalnya, cuaca hingga saat ini masih anomali atau tidak menentu yang membuat pertanian rawan gagal panen.
“Program AUTP bertujuan untuk memberikan perlindungan usaha tani padi yang mengalami gagal panen akibat dari banjir, kekeringan atau serangan OPT. Pemerintah memberikan bantuan premi asuransi tani sebesar Rp 144 ribu per hektare per musim tanam, agar usaha tani padi terus berlangsung,” ujar Mentan Amran.