Direktorat Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Hortikultura (PPHH), Kementerian Pertanian (Kementan) akan memperbaiki kualitas sistem pengelolaan dan pemasasaran Apel Batu di Kabupaten Batu Jawa Timur.
Dalam pertemuannya dengan petani apel pada Rabu (30/10), pihak Kementan sangat optimis jika produksi apel Batu ini akan meningkat jika tataniaga pasarnya bagus.
Ketua Kelompok Subtansi Pemasaran Hortikultura (Kapoksi), Dina M Susilawati mengatakan, suplai apel dipasaran selama ini sebahagian besar adalah impor.
Namun, Doktor Ilmu Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) itu yakin jika ke depan apel Indonesia mampu berkompetisi dengan produk impor dengan menerapkan praktik budidaya yang baik sesuai GAP.
Praktik budidaya menjadi hal penting dan perlu diimplementasikan oleh petani apel, agar mampu menembus pasar yang ke depannya menuntut produk yang lebih berkualitas dan aman konsumsi tentunya.
“Saya yakin, ke depan Apel Batu Jenis Manalagi dan Ana ini akan bisa berdaya saing dengan pengawalan dalam aspek budidaya dan pascapanen,” ucap dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian Kota Batu, Puspa Permanasari juga mengakui jika apel batu ini sejatinya banyak peminat, sebab menjadi tren konsumsi masyarakat sebagai obat herbal.
“Nah, apel batu ini menarik karena masyarakat itu beli bukan hanya sekedar kebutuhan konsumsi, tapi untuk kebutuhan obat-obatan,” kata Puspa.
Menurut Puspa, masyarakat meyakini apel batu ini memiliki kandungan air, karoten dan zat asam yang bisa menyembuhkan banyak penyakit seperti asam urat dan menurunkan kolesterol serta meminimalisir resiko hipertensi.
“Terbukti saat kami pameran di berbagai wilayah indonesia banyak pengunjung stand kami yg mencari cuka apel dan apel roombeuty dg rasa yg cenderung asam segar utk dibuat mix juice dengan wortel. Dan itu alhamdulillah terbukti di tengah masarakat kita,” sambungnya.
Angga, selaku Duta Milenial Petani divisi Komoditas Apel, menyampaikan bahwa saat ini apel batu ini dipasarkan ke pasar di Jawa Tengah, Bali dan beberapa supermarket seperti Superindo dan Toko Buah.
Menurutnya, kebutuhan apel ini masih sangat tinggi dipasaran.
“Jadi, kami sangat berterimakasih jika Pemerintah hadir untuk mengedukasi dan mengawal kami untuk kesuksesan petani apel di Kota Batu ini, karena kami petani sangat membutuhkan bantuan dari Kementan,” kata dia.
Untuk meningkatkan produksi apel Batu, Kementan akan terus merangkul dan mengedukasi petani milenial, dalam berbudidaya apel yang sehat dan menguntungkan.
Terpisah, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura Kementan, Hotman Fajar Simanjuntak menuturkan, perlu peremajaan pohon apel dan pengawalan lebih lagi ke petani, sehingga godaan untuk alih komoditas bisa diatasi.
“Sebagaimana diketahui tanaman apel di kebun apel ini sudah dibudidayakan dengan usia produksi yang lama, sehingga perlu diremajakan,” kata Hotman.
Dia menambahkan, secara umum, masalah produksi apel di Kota Batu memang disebabkan oleh ketidakstabilan cuaca, perubahan iklim, serangan hama penyakit, kualitas bibit, harga pasar yang fluktuatif, keterbatasan akses pasar, dan persaingan dengan apel impor.
Oleh karena itu, Hotman menekankan pentingnya untuk memperhatikan mutu produk apel untuk menembus pasar baik domestik dan ekspor.
“Jadi, perlu kami tekankan bahwa peningkatan mutu bisa diawali mulai dari persiapan lahan sampai siap di tangan konsumen,” kata Hotman.
Varian Apel Kota Batu
Apel kota batu mempunyai tiga varian apel yang terkenal yakni apel manalagi, apel ana dan apel roombeauty.
Dulu jenis wangli masih banyak ditemui, dengan warna hijau lebih gelap daripada warna apel manalagi saat ini, dengan rasa jauh lebih manis dan crunchi.
Namun, apel wangli ini sangat langka dan kalaupun ada hanya dikonsumsi sendiri oleh petani dan keluarganya sebagai penawar rasa rindu akan keunikan rasa apel wangli.
Yang lebih membanggakan adalah khasiat dari cuka apel ini di viralkan bukan ole oleh Kota Batu tetapi masyarakat luar batu yang merasakan khasiat langsung cuka apel khas kota batu.






























