Kementan dan PT SGN Tanam Perdana Tebu

0
plt. Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun), Heru Tri Widarto bersama Direktur Utama PT. Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi melakukan penandatanganan di sela tanam perdana benih tebu di Ngadiredjo, Kediri, Jawa Timur, Kamis (17/10).

Guna percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel) sebagaimana amanat Presiden Jokowi melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 40 Tahun 2023, Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun), Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan produksi dan produktivitas tebu.

Sejalan dengan itu, plt. Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun), Heru Tri Widarto bersama Direktur Utama PT. Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi melakukan tanam perdana benih tebu di Ngadiredjo, Kediri, Jawa Timur, Kamis (17/10).

“Secara umum dari 57 pabrik gula yang melaksanakan giling, rata-rata musim giling tahun 2024 dimulai pada bulan Mei dan berakhir pada bulan September hingga Oktober 2024,” jelas Heru.

Heru mengungkapkan, kegiatan tanam tebu perdana untuk musim giling 2024 ini diharapkan dapat mendorong peningkatan produksi dan produktivitas tebu melalui pengembangan benih berkualitas.

Selain itu, langkah ini juga diharapkan mampu meningkatkan kinerja pabrik gula dengan memastikan ketersediaan bahan baku tebu yang sesuai dengan tipologi kematangan saat musim giling mendatang.

Untuk mencapai swasembada gula, baik untuk konsumsi maupun industri, serta memenuhi kebutuhan bioetanol, diperlukan upaya perbaikan dalam budidaya tebu yang lebih efisien dan berkelanjutan.

“Ini yang menjadi salah satu faktor utama dalam pencapaian swasembada gula mengingat produktivitas tebu dan rendemen gula yang tinggi dibentuk pertama kali di kebun yang memiliki produktivitas yang tinggi dari cara budidaya yang baik,” kata Heru.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, pihaknya telah melakukan upaya intensifikasi berupa perawatan ratoon dan bongkar ratoon selama lima tahun pada lahan tebu rakyat, serta ekstensifikasi melalui penambahan luas areal tebu yang terintegrasi antara kebun dan pabrik.

“Kementan telah mencanangkan pengembangan areal baru di Merauke, harapannya dengan adanya kegiatan pada lahan eksisting berupa rawat ratoon dan bongkar ratoon serta penambahan areal tebu dapat mencapai target tersebut,” kata Heru.

Sebagai informasi, untuk mendukung program swasembada gula tersebut, telah dilakukan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pertengahan Agustus 2024 lalu, Kemenko Perekonomian mengadakan workshop mengenai proses bisnis KUR khusus, termasuk pengunggahan data dan anggota kelompok usaha ke dalam Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) yang dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan ini merupakan pilot project KUR untuk kelompok tebu yang akan dilanjutkan ke daerah sentra pengembangan tebu.

“Pembangunan perkebunan itu nafasnya adalah kemitraan. Jadi, Sumber Daya Manusia (SDM) dengan mitranya para pekebun harus selalu bersinergi saling membantu,” pungkas Heru.

Di samping itu, Mahmudi menyampaikan pihaknya hadirkan platform Ekosistem Digital Tebu Rakyat (ETERA) yang berbasis aplikasi sebagai upaya percepat swasembada gula konsumsi tahun 2028.

“Tentunya dengan dukungan Kementan platform ETERA yang merupakan platform ekosistem tebu rakyat dibangun untuk memudahkan pembiayaan dan membantu petani secara lebih efisien serta berdampak positif terhadap pendapatan petani melalui fasilisasi akses pendanaan KUR khusus dan pendananaan yang memungkinkan dalam platform itu yang nantinya juga akan kita kembangkan dengan ekosistem penyediaan sarana produksi sebagai marketplace,” jelas Mahmudi.

Dikatakan Mahmudi, pihaknya juga mempersiapkan tenaga khusus berupa Satgas tebu rakyat. Sekitar 2.150 orang nantinya akan membantu petani memanfaatkan platform ekosistem tebu rakyat ETERA dan melakukan pengawalan operasional di lapangan, sehingga kedepan kemitraan yang dibangun terus mengalami perbaikan menuju swasebada gula.

Mahmudi berharap dengan berbagai upaya yg dilakukan, produksi yang diolah SGN dapat mencapai hasil yang signifikan, terbaik selama 6-7 tahun terakhir.

“Kita sama-sama happy, sama-sama membangun mitra yang baik dan saling menguntungkan, terus kita perbaiki dan optimalkan agar kedepan kemitraan semakin tumbuh lebih baik lagi,” harap Mahmudi.

Secara terpisah, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menuturkan gula masih menjadi perhatian pemerintah. Hal ini terbukti dari berbagai upaya strategis yang digencarkan Kementan dalam peningkatan produksi dan produktivitas gula.

Untuk itu, faktor ketersediaan air menjadi sorotan, khususnya di masa kekeringan saat ini, sehingga dibutuhkan kolaborasi seluruh pihak terkait. Dia berharap pada 2028 dapat tercapainya swasembada gula konsumsi di Indonesia dan pada 2030 tercapainya gula industri.

“Ini tidak bisa dilakukan sendiri, harus bersama-sama agar ketersediaan dan keberlanjutan komoditas tebu maupun kebutuhan gula Indonesia aman terkendali yang berujung pada kesejahteraan petani,” pungkas Amran

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini