Majalah Hortus Edisi 144 September 2024

0

Mentan Luncurkan Program B50

Kabar melegakan itu datang dari Kalimantan Selatan (Kalsel). Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melakukan soft launching Program Biodiesel (B50) di Kalimantan Selatan. Kegiatan soft launching tersebut akan menjadi catatan sejarah tersendiri sebagai pelopor implementasi B50 di dunia.

“Ini gagasan besar, Presiden sekarang dan Presiden terpilih, Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dan mandiri energi. Dua kekuatan ini bisa menggetarkan dunia,” negitulah pernyataan Mentan Amran di Pabrik Biodiesel PT Jhonlin Agro Raya, Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, belum lama ini.

Pembaca Majalah HORTUS yang kami banggakan…

Beberapa tahun ke depan, diyakini kebutuhan biodiesel berbasis kelapa sawit sangat besar, khususnya untuk konsumsi dalam negeri dalam mewujudkan ketahanan energi nasional.

Program biodiesel terus diimplementasikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak penggunaan B15 pada tahun 2015; B20 pada tahun 2019; B30 pada tahun 2022, hingga B35 yang sudah dijalankan sejak tahun 2023.

Ke depan, melalui program prioritas energi nasional yaitu implementasi program biodiesel B50 dan Bioetanol E10, diharapkan penggunaan bahan bakar nabati (biofuel) terus mengalami peningkatan secara nasional, sehingga dapat menekan impor minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM).

“Kita soft launching hari ini, B50 ini sangat penting, sangat strategis. Ini bisa dijadikan politik ekonomi untuk dunia. Saya ulangi, ini kekuatan kita. Yang menjadi krisis dunia sekarang adalah pangan dan energi. Itu solusinya ada di Indonesia.,” kata Amran.

Pembaca sekalian, soft launching Program B50 tersebut, kami angkat sebagai tema dari Rubrik Liputan Khusus Edisi September 2024.

Mentan menegaskan, saat ini kekuatan pangan ada di Indonesia, dan biodiesel ada di Indonesia. Amran mengingatkan agar potensi ini dikelola dengan baik mengingat Indonesia menguasai 58% CPO di dunia. Dengan begitu B-50 akan memberikan dampak ekonomi, dampak politik, dan seluruhnya, sebagai contoh negara di benua Eropa, membutuhkan 2,6 juta KL (Kilo Liter) biodiesel per tahun.

Sedangkan untuk Rubrik Laporan Utama, kami mencoba mengupas ihwal produksi CPO (Crude Palm Oil) Indonesia yang stagnan dan cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir ini.

Menurut data Gapki (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), saat ini luas perkebunan sawit Indonesia mencapai 16,38 juta hektar, yang terdiri dari perkebunan dengan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 1,5 juta hektar dan Tanaman Menghasilkan (TM) 14,88 juta hektar.

Dari luas tanaman menghasilkan tadi, terdapat 6,57 juta hektar adalah tanaman berusia tua di mana sudah memasuki pertumbuhan produktivitas yang negatif.

Bahkan, seperti yang diungkapkan Ketua Umum Gapki, Eddy Martono, penyebab utama menurunnya produksi sawit nasional karena komposisi tanaman tua di perkebunan sawit rakyat yang semakin besar. Sementara program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang dicanangkan pemerintah melalui pembiayaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) tak sesuai dengan yang diharapkan.

Pembaca budiman,

Di luar kedua rubrik andalan tersebut, seperti biasa kami juga menyajikan tulisan di rubrik lainnya yang tak kalah aktual dan menarik.

Akhirnya dari balik meja redaksi, kami ucapkan selamat menikmati sajian kami. ***

baca/download:

https://drive.google.com/file/d/1Fbu2PgvcWtuY_xipJ_afil7XccYFWpcs/view?usp=sharing

https://s.id/7UZnR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini