Kabar melegakan soal harga minyak sawit mentah (CPO/Crude Palm Oil) ini berhembus dari ajang penyelenggaraan 18th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2023 Price Outlook, di Bali, awal November 2022 ini. Harga CPO tahun depan diprediksi masih menjanjikan.
Dalam proyeksinya, Oil World menyebutkan bahwa harga minyak sawit dunia tidak mungkin jatuh kembali ke posisi terendah sebagaimana terjadi baru-baru ini.
Dalam kalkulasi Thomas Mielke, analis Oil World, meski ada ancaman resesi global, harga CPO tidak akan jatuh terlalu dalam pada tahun 2023. Hal ini disebabkan produksi minyak sawit akan naik pada tahun depan. Selain itu, harga CPO akan dipengaruhi oleh masalah geopolitik, iklim dan energi.
“Harga minyak sawit dunia tidak mungkin jatuh kembali ke posisi terendah sebagaimana terjadi baru-baru ini. Pada 28 September kemarin, harga RBD Palm Olein Malaysia mencapai FOB US$ 810 per ton. Walaupun kembali membaik pada 2 November sebesar US$975 per ton,” papar Mielke.
Pembaca majalah ini yang kami banggakan,
Prediksi terhadap perkembangan harga CPO tahun depan tersebut, kami coba kupas secara tuntas dalam Rubrik Laporan Utama Majalah HORTUS Archipelago Edisi November 2022.
Saat ini, harga CPO naik karena daya saing kelapa sawit di Indonesia dan dampak program pencampuran biodiesel.
Data Oil World menyebutkan bahwa produksi biodiesel Indonesia mencapai 8,7 juta ton pada 2022 atau naik 3,3 juta ton dalam 4 tahun belakangan. Setelah harga minyak sawit domestik jatuh di bawah harga minyak bumi, penggunaan biodiesel dapat melebihi mandatori.
Pembaca sekalian yang kami hormati,
Untuk Rubrik Liputan Khusus pada edisi kali ini kami coba angkat tema seputar rencana pemerintah untuk mewujudkan swasembada gula konsumsi tahun 2028. Padahal, sebelumnya rencana untuk swasembada gula konsumsi tersebut sudah digembar-gemborkan bakal direalisasikan pada tahun 2025.
Adalah Menteri BUMN Erick Thohir yang mengemukakan target swasembada gula konsumsi tersebut. Saat ini, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memang mulai melakukan revitalisasi terhadap industri gula nasional. Tujuannya, tak lain adalah untuk mempercepat kedaulatan di bidang pangan, khususnya gula.
Terkait dengan hal itu, pemerintah akan melakukan restrukturisasi menyeluruh terhadap bisnis gula PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Group. Proses transformasi akan dilaksanakan terhadap PT Perkebunan Nusantara (PTPN) demi mendukung revitalisasi industri gula nasional. Langkah yang ditempuh, yakni dengan membentuk PT Sinergi Gula Nusantara (SGN/SugarCo), yakni gabungan 7 PTPN dan anak PTPN, serta 2 cucu perusahaan.
SGN merupakan wujud dari akselerasi transformasi bisnis di Holding Perkebunan Nusantara yang berasal dari penggabungan aset-aset perusahaan perkebunan tebu milik PTPN Group, yakni PTPN II, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII dan PTPN XIV.
SGN akan menggarap lahan seluas 700.000 hektar (ha) untuk ditanami tebu mulai tahun ini. Revitalisasi ditargetkan membawa Indonesia bisa mencapai swasembada gula konsumsi pada tahun 2028 dan gula industri pada tahun 2030.
Seperti halnya pada edisi edisi sebelumnya, kami juga menyajikan berita lain yang tak kalah aktual dan atraktifnya di sejumlah rubrik yang tersedia.
Akhirnya dari balik meja redaksi, kami ucapkan selamat menikmati sajian kami.
https://drive.google.com/file/d/1cYd-YleHT05f22pzh5TFuMM4BXtURT8w/view?usp=sharing