
Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M Pangabean memastikan komoditas yang akan dikonsumsi masyarakat selamat puasa dan lebaran bebas dari penyakit berbaya.
Komitmen itu disampaikan Sahat setelah melantik 123 Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BBKHIT) DKI Jakarta, Kamis (13/2).
“Jadi kita akan tetap pastikan di nanti masa puasa sampai lebaran ini masyarakat tetap akan nyaman, aman, dan komoditi-komoditi yang akan dikonsumsinya,” tutur Sahat.
Untuk memastikan hal tersebut, Sahat juga telah mengarahkan seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Barantin di daerah untuk memantau pergerakan komoditas dengan cermat.
Dia menegaskan, pergerakan komoditas harus mengikuti logika yang berlaku. Artinya, jika suatu komoditas berasal dari daerah yang berpotensi membawa penyakit, maka komoditas tersebut tidak boleh dipindahkan ke daerah lain guna mencegah penyebaran penyakit.
“Kalau komoditas itu berasal dari daerah yang kemungkinan ada potensi membawa penyakit. Jangan diantarareakan. Nah yang bisa diantarareakan itu memang komoditi-komoditi yang sehat-sehat yang baik,” kata dia.
Sebagai contoh, sapi yang berasal dari NTT, yang sudah dinyatakan bebas dari PMK, bisa bergerak ke daerah lain seperti Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Namun, sapi dari Jawa tidak bisa dipindahkan ke NTT karena di Jawa masih terdapat potensi PMK.
“Nah, kira-kira logikanya seperti itu dulu lah. Nah komoditinya juga akan begitu semua. Kita akan pastikan seperti itu,” kata Sahat.
Sahat menegaskan pihaknya akan bekerja sama dengan pemerintah daerah (Pemda) serta kementerian dan lembaga terkait dalam melaksanakan operasional pengawasan pergerakan komoditas tersebut.