Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak, Direktorat Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) melakukan pengendalian Penyakit Jamur Akar Putih (JAP) seluas 25 hektare di kebun karet milik Kelompok Tani Mandiri, Desa Dema, Anjungan, Mempawah, Kalimantan Barat.
Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari hasil mapping dan koordinasi kegiatan perlindungan dengan dinas setempat serta tanggapan terhadap laporan adanya serangan JAP dari pekebun karet.
Karet salah satu komoditas ekspor unggulan di Kalimantan Barat. Sebanyak, 99,32 persen kebun karet di provinsi ini adalah perkebunan rakyat. Untuk itu pentingnya dilakukan pengendalian tanaman karet secara kontinu.
“Kita harus merespons cepat serangan tersebut, agar tidak semakin meluas dampaknya, serta hasil produksi terkendali dan terjaga mutu kualitasnya,” kata Nur Alam, dikutip dari website Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun), Rabu (14/2).
Menurut dia, pengendalian JAP harus dilakukan secara tepat. Sebab, jamur ini menyerang tanaman pada semua fase, mulai dari pembenihan hingga tanaman menghasilkan, sehingga tanaman karet yang terserang mudah tumbang.
“Serangan berat JAP dapat mengakibatkan kematian terutama pada tanaman berumur 2-6 tahun,” kata Nur Alam.
Selain pengendalian penyakit JAP, lanjut Nur Alam, juga dilakukan cara memancing hifa/miselia jamur R. microporus melalui metode mulching untuk mendeteksi ada tidaknya serangan JAP.
Berdasarkan data Ditjenbun, luas perkebunan karet di Kabupaten Mempawah seluas 7.191 hektare. Adapun produksinya mencapai 2.961 ton dengan estimasi produktivitas mencapai 652 kg per hektare dengan kontribusi sebanyak 4.850 petani.
Dengan harga Rp 7.333 per kg berdasarkan Sistem Informasi Pasar Produk Perkebunan Unggulan (Sipasibun) per Januari 2024, estimasi nilai produksi karet di Kabupaten Mempawah ditaksir mencapai Rp 23.208.945.000.
“Ini membuktikan keberlangsungan karet berdampak signifikan terhadap kebutuhan petani. Untuk itu, mari kita perkuat dan jaga keberlanjutan karet Indonesia,” kata dia.
Pengendalian penyakit JAP di Kabupaten Mempawah ini dilakukan secara swadaya oleh kelompok tani setempat dan didampingi oleh tim Brigade Proteksi Tanaman Perkebunan BPTP Pontianak.
“Melalui pengendalian penyakit JAP diharapkan produktivitas tanaman karet semakin berkualitas dan kesejahteraan petani pun ikut meningkat,” harap Nur Alam.